FALSAFAH & RAHASIA PUASA MENURUT KESEHATAN
Pesantren Romadhon Senin, 24 April 2020
Oleh : Dr Hj Retnaning, MMR
Pemandu Acara: Zharfa Hafidzotul Qonita
(Mahasiswa Arsitektur UNS 2018)
Tilawah Al Qur'an: Salma Amalina Nursamhana
(Mahasiswa Hubungan Internasional UNS 2018)
Sekian kali puasa sekian kali pula juga manusia ditakdirkan untuk bertaqwa, dan taqwa setiap tahun akan meningkat jika diimbangi dengan fisik yang kuat.
Bicara tentang puasa maka dapat kita tengok makhluk Alloh lain yang juga melakukan puasa yaitu ulat yang berubah jadi kepompong kemudian menjadi kupu kupu yang bisa terbang indah. Maka harapannya seorang hamba yang puasa, fisik dan ruhiyahnya suatu saat akan menjadi indah dengan keimanan yang mantap.
Secara biologis saat puasa banyak organ yang sedang diistirahatkan diantaranya sistem cerebrofaskuler, sistem peredaran darah, sistem urinaria, sistem reproduksi dan yang lain, ketika berpuasa maka sistem itu dikendalikan agak pelan sehingga memberi waktu untuk tubuh melakukan regenerasi yang nantinya sel selnya akan menjadi baru dan muda lagi. Dari semua itu maka target ramadan akan tercapai dengan fisik kuat dan iman yang mantap.
Puasa adalah menahan, secara biologis menahan dari makan dan minum bahkan perkataan. Dalam kondisi ini tubuh akan mengalami hipoglikemia yaitu kondisi dimana keadaan kadar darah menurun. Tapi ini bukanlah yang sifatnya menetap karena disebelas bulan sebelumnya sudah makan.
Untuk ibu-ibu dan bapak-bapak yang mulai membuncit, maka dalam kondisi puasa/hipoglikemia ini maka glikogen akan terpecah menjadi tenaga. Dan proses ini akan menimbulkan bau, tapi Subhanalloh Islam memberi apresiasi terhadap bau mulut orang yang berpuasa.
Lambung/gaster terbagi menjadi 3, bagian atas udara tengah cairan dan bagian yang bawah yang lebih padat. Dalam kondisi puasa akan istirahat, jika tidak maka ini akan menyebabkan penyakit.
Selain menahan lapar, sisi lain yang perlu dicermati adalah rukhiyah. Karena layaknya kendaraan yang berhenti diterminal maka puasa ini terminal pemberhentian untuk merefreshkan dan menguatkan ibadah. Ruh berperan penting dalam membingkai semua organ tubuh untuk menjadi hamba Alloh yang bertaqwa.
Beberapa bulan ini dunia mengalami pandemi, ada 200 lebih negara mengalami ini. Di bulan suci Ramadan ini kita sebagai mukmin tidak perlu menyesali mengami pandemi ini terjadi. Dalam QS Al Hadid ayat 22-23 Alloh berfirman
“Tiada suatu bencanapun yang menimpa di bumi dan (tidak pula) pada dirimu sendiri melainkan telah tertulis dalam kitab (Lauhul Mahfuzh) sebelum Kami menciptakannya. Sesungguhnya yang demikian itu adalah mudah bagi Allah. Kami jelaskan yang demikian itu) supaya kamu jangan berduka cita terhadap apa yang luput dari kamu, dan supaya kamu jangan terlalu gembira terhadap apa yang diberikan-Nya kepadamu. Dan Allah tidak menyukai setiap orang yang sombong lagi membanggakan diri.
Maka kita harus berprasangka baik apapun yang terjadi adalah kehendak Alloh SWT dan kita harus meningkatkan keimanan kita.
Yang perlu dilakukan agar stamina kuat selama puasa adalah jangan lupa konsumsi madu, habatusauda, buah dan juga olahraga.
Berikut rangkuman dari sesi tanya jawab.
Pertanyaan pertama dari Bu Evi I
Bagaimana efek puasa terhadap imun tubuh, ada yang mengatakan jika berpuasa maka badan menjadi mudah terserang virus.
Jawab
Imun sebenarnya tidak tiba tiba datang(turun atau naik). "Tidak mungkin ajaran Alloh itu mendzolimi kita, belum pernah ada cerita orang puasa kemudian mati konyol. Tidak perlu kawatir.
Didalam tubuh ada hormon seretonin, jika ruhiyah mantap maka akan menjadi psikosomatis kita lebih kuat.
Jika ada kematian karena pandemi maka insyaAlloh itu bukan yang buruk kematian karena pandemi itu Syahid.
Pertanyaan kedua dari Pak Anantyo
Bagaimana menjadi tubuh agar tetap fit karena ronda yang hampir setiap malam
Jawab
Dalam kondisi demikian untuk menjaga stamina, dalam Islam kita diajarkan untuk tidur sunnah sebelum dhuhur yang bisa dilakukan. Semoga dengan itu tubuh kembali fit dan tetap bisa maksimal dalam agenda kemasyarakatan yang dilakukan.
Pertanyaan ketiga dari Pak Arif
Apakah puasa bisa jadi terapi untuk menyembuhkan penyakit tertentu
Jawab
Opini di medis puasa mengistirahatkan saraf simpatis dan para simpatis, dua sistem syaraf ini yang menjadikan asam lambung kuat. Sehingga dengan puasa dapat mengendalikan dua sistem syaraf tersebut sehingga asam lambung akan berkurang sekresinya. Ketika puasa tubuh lebih steril sehingga banyak pemeriksaan laborat yang diawali dengan puasa. Puasa juga bisa sebagai terapi psikis bagi orang yang menjalaninya. Ketika puasa perkataan, gurauan dan lainnya akan lebih terkendali.
Oleh : Triana
Posting Komentar